Apa jadinya jika delapan orang dengan influence musik yang berbeda bergabung dalam satu band? Sudah pasti banyak pertentangan idealis yang sering muncul kepermukaan dan terkadang juga membuat keadaan menjadi stuck. Mungkin kejadiaan ini yang sering dialami oleh Coffee Reggae Stone di awal terbentuknya band yang jika melihat dari namanya sudah pasti mengusung musik reggae.
"Awalnya susah untuk menggabungkan idealis berfikir setiap personil, soalnya dari 8 personil Coffee Reggae Stone semuanya memiliki influence musik yang berbeda, ada rock n´ roll, blues bahkan ada juga yang suka metal," jelas Bedu personil yang bertugas di divisi keyboard. "tapi yah semuanya dirembukin lagi. Klo emang materinya oke semua personil pasti mainin." Tambah Bedu.
Seperti lazimnya bans reggae yang lantang berbicara soal kritik sosial, sejak terbentuk sejak 2005 Coffee Reggae Stone yang kini berarmadakan M. Ridho Rahman, Nanang, David, Yadi, Lukman, Lisya, A. Yandi & Doris sering mengangkat tema tentang kehidupan sosial sebagai materi lagu mereka. "Sering kita lihat keadaan sekeliling kita yang terus kita jadiin lagu," jawab Bedu saat ditanya darimana Coffee Stone Reggae mendapatkan inspirasi untuk membuat lagu.
Terus apa arti reggae sendiri Coffee Reggae Stone? Dengan diplomatis Bedu menjawab, "Bagi kita reggae bukan hanya sekedar musik, lebih dari itu. Reggae itu sudah menjadi gaya hidup walau tidak semua personil berambut gimbal. Dan reggae lah yang dapa menyatukan semua delapan kepala ini". [amn]
0 comments:
Post a Comment